SIAGA-FM – Memasuki musim kemarau tahun ini, Sumatera Barat dihadapkan pada fenomena kemarau basah.
Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar Ilham Wahab dalam wawancara dengan sebuah media informasi milik pemerintah mengatakan, pada kondisi kemarau basah, beberapa wilayah di Sumbar masih mengalami hujan.
Bahkan, katanya, akan disertai angin kencang seperti angin puting beliung yang terjadi baru-baru ini di Kabupaten Tanah Datar. Kondisi tersebut terjadi karena wilayah Sumbar berada tepat di garis khatulistiwa.
Ia mengingatkan, saat ini sedang terjadi pancaroba, peralihan musim yang ditandai dengan cuaca tidak menentu. Oleh karena itu, BPBD tetap mengimbau warga yang bermukim di daerah aliran sungai agar tetap waspada. Termasuk warga di kaki Gunung Marapi yang beberapa waktu belakangan sering mengalami erupsi.
”Warga yang tinggal di aliran sungai yang berhulu ke Gunung Marapi harus waspada. Hujan deras dengan durasi panjang bisa berpotensi menyebabkan banjir lahar dingin. Hal ini disebabkan oleh banyaknya material vulkanik yang kini tertumpuk di lereng Marapi,” ucapnya pada saat wawancara itu baru-baru ini.
Sementara itu, untuk wilayah-wilayah yang sudah mulai mengalami kekeringan, kewaspadaan harus ditingkatkan terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan.
Masyarakat diminta tidak melakukan pembakaran semak belukar, ladang atau sampah agar potensi kebakaran dapat ditekan.
Untuk diketahui, saat BPBD telah memasang 6 sensor ketinggian air sungai dan CCTV di beberapa titik rawan, di antaranya pada 27 sungai yang berhulu di Gunung Marapi. Namun perlengkapan dimaksud belum cukup mengkaver seluruh wilayah.
Oleh karena itu, imbau Ilham, khususnya di daerah yang belum dipasang sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) agar masyarakat mengamati tanda-tanda alam secara mandiri.
”Misalnya, jika hujan deras terjadi dengan durasi panjang, warga sebaiknya segera bersiaga. Jika perlu mengungsi ke tempat yang lebih aman,” ucapnya.(ist)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar