SIAGA-FM – Pemerintah Kabupaten Donggala akui upaya mitigasi bencana masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang belum maksimal di wilayah tersebut.
Hal itu terlihat dari maraknya bencana banjir yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, sedikitnya empat kecamatan di Donggala dilanda banjir. Peristiwa tersebut berdampak pada sebelas desa dan empat kelurahan.
Banjir terbaru terjadi pada Selasa (27/5/2025) di Desa Wombo, Kecamatan Tanantovea, yang tercatat sebagai banjir bandang dengan membawa dampak yang parah.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah, sedikitnya 350 rumah warga terdampak. Sejumlah fasilitas umum seperti jembatan penghubung antar desa serta beberapa sekolah dari tingkat TK hingga SMP juga mengalami kerusakan.
Tragisnya, banjir bandang ini turut menelan dua korban jiwa, yakni Ramsiah (60) dan Rano (54), yang merupakan warga lanjut usia dan ditemukan meninggal dunia akibat terseret arus.
"Mitigasi bencana ini yang belum konsen kita. (Artinya mitigasi bencana masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah?) Iya, masih," ujar Sekretaris Daerah Kabupaten Donggala, Rustam Efendi, saat meninjau lokasi banjir di Desa Wombo, Rabu (28/5).
Rustam menyampaikan, ke depan Pemerintah Kabupaten Donggala akan mengupayakan peningkatan koordinasi lintas sektor serta pelibatan masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana.
"Setelah ini saya akan melaporkan ke pimpinan (Bupati Donggala) untuk kemudian segera dilakukan pertemuan secara komprehensif melibatkan semua pihak, guna mengevaluasi upaya mitigasi bencana ke depannya," jelasnya.
Ia juga berharap adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan pusat untuk memperkuat kapasitas daerah dalam menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi di masa mendatang. (RRI/Foto: Sofy)
.gif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar