SIAGA-FM – Gunung Tangkuban Parahu di wilayah utara Bandung mengalami peningkatan aktivitas vulkanik pada pekan terakhir Juni 2025.
Hal ini diungkapkan Badan Geologi Kementerian ESDM, yang mencatat
peningkatan signifikan gempa low
frequency (LF) serta hembusan gas dan aktivitas lumpur di Kawah Ratu.
Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhamad Wafid,
peningkatan aktivitas tersebut terpantau sejak 24 Juni 2025 hingga puncaknya
pada 27 Juni 2025. Aktivitas dominan berupa getaran tremor menerus dan gempa LF
yang berkaitan erat dengan aktivitas bualan lumpur di Kawah Ratu.
“Pada 27 Juni tercatat 97 kali gempa LF, dua gempa hembusan, dua
gempa vulkanik dangkal, dan satu gempa tektonik jauh. Ini perlu diwaspadai,”
ujar Wafid dalam keterangannya di Bandung, Sabtu (28/6/2025).
Ciri-ciri peningkatan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu antara
lain, asap putih tipis hingga sedang setinggi 5-180 meter dari dasar Kawah Ratu,
manifestasi bualan lumpur yang tetap aktif sejak 5 Juni, dan pola deformasi
inflasi berdasarkan data EDM dan GNSS, menunjukkan tekanan di kedalaman dangkal,
serta rasio gas vulkanik (CO₂/SO₂, CO₂/H₂S, H₂S/SO₂) masih relatif stabil.
Meski belum ada perubahan signifikan pada kandungan gas vulkanik,
potensi erupsi freatik masih bisa terjadi tiba-tiba, tanpa tanda-tanda yang
jelas sebelumnya.
“Erupsi freatik bisa
muncul mendadak. Kami minta masyarakat tetap waspada dan ikuti informasi
resmi,” tegas Wafid.
Pemerintah daerah dan BPBD diminta untuk terus berkoordinasi
dengan Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu di Desa Cikole serta PVMBG di
Bandung. Evaluasi status akan terus diperbarui secara berkala, atau
sewaktu-waktu jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan.
Gunung Tangkuban Parahu dikenal sebagai gunung api aktif dengan
sembilan kawah, dua di antaranya, Kawah Ratu dan Kawah Upas, berada di area
puncak dan kerap menjadi tujuan wisata populer, baik bagi wisatawan lokal
maupun mancanegara.(source: beritasatu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar