SIAGA-FM – Kemenko PMK menekankan pentingnya penguatan sinergi antar pemangku kepentingan dalam menghadapi ancaman bencana.
Menurutnya Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan
Bencana dan Konflik Sosial, Lilik Kurniawan, efektivitas penanggulangan bencana
ditentukan oleh kemampuan seluruh unsur dalam ekosistem pentahelix yakni
pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan media untuk berkolaborasi
secara terstruktur dan berkelanjutan.
Hal tersebut dijelaskannya saat menyampaikan paparan
dalam Rapat Koordinasi dan Rekomendasi Penanggulangan Bencana Unsur Pengarah,
yang diselenggarakan Kemenko PMK, di Hotel Horison Ultima Bekasi, Kamis,
(12/6/2025) lalu.
"Penanggulangan bencana merupakan instrumen penting
untuk mewujudkan tujuan negara sebagaimana tertuang dalam Alinea keempat
Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia. Kita juga harus mengingat filosofi hukum dari Cicero bahwa salus populi
suprema lex esto, keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi," tegas Lilik.
Lilik menjelaskan bahwa pendekatan penanggulangan bencana
telah mengalami transformasi seiring dengan dinamika global.
Ia menekankan, keberhasilan pendekatan pentahelix ditentukan
oleh empat pilar utama: Kolaborasi dan Orkestrasi, Tata Kelola yang Disepakati
dan Sesuai Aturan, Standarisasi dan Sertifikasi, serta Pelembagaan.
"Pendekatan pentahelix bukan sekadar keterlibatan
simbolik, melainkan mekanisme kerja kolektif yang saling memperkuat,"
ungkapnya.
Ke depan, Kemenko PMK bersama unsur pengarah akan terus
melakukan pemantauan dan evaluasi bersama terhadap pelaksanaan kebijakan.
Selain itu, peran forum Platform Pengurangan Risiko
Bencana (PRB) di tingkat daerah juga akan diperkuat sebagai bagian dari
strategi pengarusutamaan pentahelix secara menyeluruh.(pmk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar