SIAGA-FM – Posisi geografis Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik utama, menjadikannya rawan terhadap gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, dan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
Dalam konteks ini, satuan pendidikan (sekolah, madrasah,
perguruan tinggi) memegang peranan vital dalam membangun budaya kesiapsiagaan
bencana. Tidak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi tenaga pendidik,
tenaga kependidikan, dan masyarakat sekitar.
Beberapa studi menegaskan, keterlibatan aktif satuan
pendidikan dalam pengurangan risiko bencana (PRB) dapat mengurangi korban jiwa
dan kerusakan infrastruktur secara signifikan.
Lalu apa
saja peran penting satuan pendidikan dalam kesiapsiagaan bencana? Berikut
adalah beberapa peran sauan pendidikan dalam kesiapsiagaan terhadap ragam
bencana di masing-masing daerah.
Membangun Kesadaran dan
Pengetahuan Risiko Bencana
Kajian ilmiah menunjukkan, pemahaman terhadap risiko
bencana dapat ditanamkan secara efektif melalui kurikulum pendidikan.
Penelitian oleh Wisner et al. (2004) dalam buku "At Risk: Natural
Hazards, People's Vulnerability and Disasters" mengungkapkan,
pendidikan bencana di sekolah mampu meningkatkan pengetahuan siswa tentang jenis
bencana, tanda-tanda awal, dan langkah mitigasi.
Pembentukan Budaya Tanggap
Darurat
Sekolah menjadi tempat strategis untuk melatih tanggap
darurat melalui simulasi atau latihan evakuasi berkala.
Penelitian yang dilakukan oleh Ronan & Johnston
(2001) menunjukkan, siswa dan warga satuan pendidikan yang terlatih dalam
program kesiapsiagaan bencana menunjukkan respon lebih cepat dan tepat ketika
menghadapi situasi darurat.
Perencanaan Infrastruktur dan
Lingkungan Aman
Kesiapsiagaan tidak hanya berbasis pengetahuan, tetapi
juga didukung oleh infrastruktur satuan pendidikan yang tahan bencana.
Studi oleh Shaw et al. (2011), menekankan pentingnya
desain bangunan satuan pendidikan yang tahan gempa dan penempatan jalur
evakuasi yang jelas, untuk meminimalisir risiko korban jiwa saat terjadi
bencana.
Melatih Peran Kepemimpinan
Siswa dalam PRB
Menurut laporan UNESCO (2014), pemberdayaan siswa/mahasiswa
sebagai "agen perubahan" dalam pengurangan risiko bencana, dapat
memperluas jangkauan edukasi bencana hingga ke lingkungan keluarga dan
masyarakat sekitar.
Kolaborasi dengan Lingkungan
Sekitar
Satuan pendidikan berperan sebagai pusat informasi dan
edukasi masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana. Penelitian dari ADPC (Asian Disaster Preparedness Center)
menunjukkan, sekolah yang aktif berkolaborasi dengan BPBD, PMI, dan instansi
terkait, mampu menciptakan kesiapsiagaan komunal yang lebih kuat.
Berdasarkan kajian di atas, dapat disimpulkan bahwa
satuan pendidikan memiliki peran strategis dalam membangun kesiapsiagaan
bencana yang efektif.
Melalui integrasi kurikulum PRB, latihan simulasi,
penguatan infrastruktur, dan kolaborasi lintas sektoral, sekolah dapat
melahirkan generasi yang tanggap, sigap, dan sadar risiko bencana.
Dengan demikian, investasi dalam program kesiapsiagaan
bencana di lingkungan pendidikan, bukan hanya menjadi kebutuhan, tetapi
keharusan demi melindungi generasi masa depan dari dampak buruk bencana alam.
(*/ilustrasi: google image)
Penulis: Nova Indra (Dir. P3SDM Melati,
Journalist, Writer, Pimp. Sekolah Indonesia Menulis, Anggota RAPI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar