SIAGA-FM – Benarkah naluri hewan bisa mendeteksi bencana yang akan terjadi?
Perilaku aneh hewan
sebelum terjadinya bencana alam bukanlah cerita baru. Beragam laporan telah
muncul dalam berbagai budaya dan zaman, dari Yunani kuno hingga masyarakat
modern.
Salah satu catatan tertua
berasal dari tahun 373 SM, ketika sejarawan Yunani Thucydides melaporkan bahwa
tikus, ular, dan anjing secara misterius meninggalkan kota Helice beberapa hari
sebelum gempa bumi dahsyat menghancurkan wilayah tersebut.
Meskipun selama
berabad-abad cerita seperti ini dianggap mitos atau kebetulan, kemajuan
teknologi dalam bidang perilaku hewan dan geofisika kini memberikan dasar
ilmiah yang lebih kuat untuk memahaminya.
Di era modern, salah satu peristiwa paling mencolok terjadi pada
tsunami Samudra Hindia tahun 2004 atau Gempa Aceh, yang menewaskan lebih dari
225.000 orang. Sistem peringatan
dini buatan manusia, seperti sensor pasang surut dan gempa bumi, gagal
memberikan peringatan yang jelas.
Komunikasi yang tidak
terkoordinasi juga gagal memberikan peringatan, dengan banyak pesan teks tidak
sampai ke ponsel di daerah yang terancam atau tidak dibaca.
Namun, cerita misterius
datang dari hewan. Beberapa hewan
tampaknya merasakan bahaya yang akan datang dan berusaha melarikan diri.
Menurut kesaksian mata, gajah berlari ke dataran tinggi, flamingo meninggalkan
area sarang yang rendah, dan anjing menolak untuk keluar rumah.
Di desa pesisir Bang Koey
di Thailand, warga melaporkan sekawanan kerbau di tepi pantai tiba-tiba
mengangkat telinga, menatap ke laut, lalu berlari ke puncak bukit terdekat
beberapa menit sebelum tsunami menghantam.
Laporan ini tidak berdiri
sendiri. Studi yang dilakukan di Italia pada 2016-2017 mengamati perilaku sapi,
kambing, dan anjing di wilayah rawan gempa.
Peneliti menemukan,
hewan-hewan tersebut menunjukkan peningkatan aktivitas tidak biasa hingga 20
jam sebelum gempa berkekuatan besar terjadi. Studi ini memperkuat kemungkinan
bahwa hewan memang bisa merasakan bencana lebih awal daripada sistem peringatan
buatan.
Yang Hewan Rasakan Sebelum Terjadi Bencana Besar
Meskipun belum ada
konsensus tunggal, beberapa teori ilmiah telah diajukan untuk menjelaskan
bagaimana hewan bisa "merasakan" bencana alam. Di antaranya:
Gelombang Seismik Awal (P-wave)
Gelombang ini bergerak
lebih cepat dari gelombang utama gempa dan mungkin dapat dideteksi oleh hewan
dengan indra sensitif.
Gangguan Elektromagnetik dan Infrasound
Beberapa bencana seperti
gempa bumi dan tornado memicu gangguan medan elektromagnetik dan gelombang
suara berfrekuensi rendah (infrasound) yang dapat dideteksi oleh hewan.
Ionisasi Udara & Perubahan Kimia
Tegangan tinggi di kerak
bumi sebelum gempa dapat menciptakan muatan listrik yang mengionisasi udara,
memicu zat seperti ozon, karbon monoksida, atau hidrogen peroksida - semua ini
bisa dideteksi oleh indra penciuman hewan.
Sensitivitas Medan Listrik & Magnetik
Banyak hewan memiliki sel
reseptor khusus atau kandungan zat besi dalam tubuh mereka yang membuat mereka
peka terhadap perubahan medan geomagnetik. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar