SIAGA-FM – Sekolah sebagai bagian dari komunitas masyarakat memiliki peran strategis dalam melindungi keselamatan peserta didik, guru, dan seluruh warga sekolah.
Oleh karena itu, penguatan peran Sekolah/Madrasah Siaga
Bencana, menjadi penting dalam membangun budaya sadar bencana dan meningkatkan
kapasitas kesiapsiagaan.
Menyusun Rencana
Tanggap Darurat Sekolah
Langkah awal yang krusial adalah menyusun Rencana Tanggap
Darurat yang memuat Peta risiko dan zona evakuasi sekolah, Tata cara evakuasi
untuk bencana gempa bumi dan erupsi gunung api, Penunjukan tim siaga bencana
sekolah (guru, siswa), dan Koordinasi dengan instansi terkait, seperti BPBD.
Rencana tanggap darurat yang disusun secara partisipatif,
dapat meningkatkan efektivitas respons bencana di lingkungan sekolah.
Melakukan Simulasi
dan Latihan Berkala
Simulasi evakuasi rutin menjadi kunci keberhasilan respon
cepat saat terjadi bencana. Sekolah harus Mengadakan latihan evakuasi minimal
dua kali setahun dengan melibatkan semua unsur sekolah. Hasil simulasi untuk perbaikan ke depan tersebut direkam untuk
selanjutnya dilakukan evaluasi.
Simulasi ini bertujuan untuk melatih siswa dan warga
sekolah agar tetap tenang, tahu jalur evakuasi, dan tahu titik kumpul aman saat
gempa atau erupsi terjadi.
Sarana dan
Prasarana Tangguh Bencana
Sekolah perlu memperkuat infrastruktur dan kelengkapan
penunjang, seperti, bangunan sekolah tahan gempa, jalur dan papan petunjuk
evakuasi yang jelas, alat komunikasi darurat seperti handy talkie atau radio,
serta peralatan P3K, masker, selimut, dan ransel darurat yang tersedia di
setiap kelas atau posko bencana sekolah.
Edukasi dan
Sosialisasi kepada Siswa dan Guru
Pendidikan kebencanaan harus menjadi bagian dari
penyelenggaraan pendidikan. Beberapa
strategi efektif meliputi, integrasi materi kebencanaan dalam kegiatan-kegiatan
kesiswaan dengan fokus pada kesiapsiagaan. Selain itu juga dengan pemanfaatan
media pembelajaran seperti film, poster, dan booklet siaga bencana.
Menurut para ahli pendidikan bencana salah satu kunci
dalam mitigasi bencana adalah literasi kebencanaan sejak dini. Warga
sekolah/madrasah perlu mendapatkan pengayaan terkait dengan kecakapan terhadap
penguasaan mitigasi kebencanaan sejak dini.
Membangun Jaringan
Kolaboratif
Sekolah tidak bisa bekerja sendiri. Perlu membangun
jejaring dengan BPBD daerah dan relawan bencana, orang tua siswa dan masyarakat
sekitar, serta lembaga dan elemen warga yang memiliki program pendidikan
kebencanaan.
Kolaborasi ini akan mendukung akses terhadap pelatihan,
peralatan, dan informasi dini bencana.
Menyediakan Sistem
Informasi dan Peringatan Dini
Sekolah di daerah rawan letusan gunung berapi perlu
mengikuti Informasi dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi), memasang sistem peringatan dini lokal seperti sirine atau lonceng
evakuasi, dan melatih warga sekolah untuk segera bereaksi terhadap tanda-tanda
peringatan.
Sekolah Siaga Bencana bukan sekadar simbol, melainkan
aksi nyata dalam membangun budaya aman di lingkungan pendidikan. Menghadapi
ancaman gempa bumi dan letusan gunung api, sekolah harus bertindak proaktif
melalui perencanaan, pelatihan, edukasi, dan kolaborasi.
Hanya dengan kesiapsiagaan yang terorganisir, sekolah
dapat meminimalkan risiko dan menyelamatkan nyawa saat bencana datang.
Penulis: Nova Indra (Anggota RAPI,
Journalist)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar