Langkah Satuan Pendidikan Siaga Bencana dalam Kesiapsiagaan - Siaga | Cerdas & Informatif

Breaking

Post Top Ad


Post Top Ad



Kamis, 10 Juli 2025

Langkah Satuan Pendidikan Siaga Bencana dalam Kesiapsiagaan


SIAGA
-FM
– Sekolah sebagai bagian dari komunitas masyarakat memiliki peran strategis dalam melindungi keselamatan peserta didik, guru, dan seluruh warga sekolah.

 

Oleh karena itu, penguatan peran Sekolah/Madrasah Siaga Bencana, menjadi penting dalam membangun budaya sadar bencana dan meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan.

 

Menyusun Rencana Tanggap Darurat Sekolah

 

Langkah awal yang krusial adalah menyusun Rencana Tanggap Darurat yang memuat Peta risiko dan zona evakuasi sekolah, Tata cara evakuasi untuk bencana gempa bumi dan erupsi gunung api, Penunjukan tim siaga bencana sekolah (guru, siswa), dan Koordinasi dengan instansi terkait, seperti BPBD.

 

Rencana tanggap darurat yang disusun secara partisipatif, dapat meningkatkan efektivitas respons bencana di lingkungan sekolah.

 

Melakukan Simulasi dan Latihan Berkala

 

Simulasi evakuasi rutin menjadi kunci keberhasilan respon cepat saat terjadi bencana. Sekolah harus Mengadakan latihan evakuasi minimal dua kali setahun dengan melibatkan semua unsur sekolah. Hasil simulasi untuk perbaikan ke depan tersebut direkam untuk selanjutnya dilakukan evaluasi.

 

Simulasi ini bertujuan untuk melatih siswa dan warga sekolah agar tetap tenang, tahu jalur evakuasi, dan tahu titik kumpul aman saat gempa atau erupsi terjadi.

 

Sarana dan Prasarana Tangguh Bencana

 

Sekolah perlu memperkuat infrastruktur dan kelengkapan penunjang, seperti, bangunan sekolah tahan gempa, jalur dan papan petunjuk evakuasi yang jelas, alat komunikasi darurat seperti handy talkie atau radio, serta peralatan P3K, masker, selimut, dan ransel darurat yang tersedia di setiap kelas atau posko bencana sekolah.

 

Edukasi dan Sosialisasi kepada Siswa dan Guru

 

Pendidikan kebencanaan harus menjadi bagian dari penyelenggaraan pendidikan.  Beberapa strategi efektif meliputi, integrasi materi kebencanaan dalam kegiatan-kegiatan kesiswaan dengan fokus pada kesiapsiagaan. Selain itu juga dengan pemanfaatan media pembelajaran seperti film, poster, dan booklet siaga bencana.

 

Menurut para ahli pendidikan bencana salah satu kunci dalam mitigasi bencana adalah literasi kebencanaan sejak dini. Warga sekolah/madrasah perlu mendapatkan pengayaan terkait dengan kecakapan terhadap penguasaan mitigasi kebencanaan sejak dini.

 

Membangun Jaringan Kolaboratif

 

Sekolah tidak bisa bekerja sendiri. Perlu membangun jejaring dengan BPBD daerah dan relawan bencana, orang tua siswa dan masyarakat sekitar, serta lembaga dan elemen warga yang memiliki program pendidikan kebencanaan.

 

Kolaborasi ini akan mendukung akses terhadap pelatihan, peralatan, dan informasi dini bencana.

 

Menyediakan Sistem Informasi dan Peringatan Dini

 

Sekolah di daerah rawan letusan gunung berapi perlu mengikuti Informasi dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), memasang sistem peringatan dini lokal seperti sirine atau lonceng evakuasi, dan melatih warga sekolah untuk segera bereaksi terhadap tanda-tanda peringatan.

 

Sekolah Siaga Bencana bukan sekadar simbol, melainkan aksi nyata dalam membangun budaya aman di lingkungan pendidikan. Menghadapi ancaman gempa bumi dan letusan gunung api, sekolah harus bertindak proaktif melalui perencanaan, pelatihan, edukasi, dan kolaborasi.

 

Hanya dengan kesiapsiagaan yang terorganisir, sekolah dapat meminimalkan risiko dan menyelamatkan nyawa saat bencana datang.

Penulis: Nova Indra (Anggota RAPI, Journalist)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad