SIAGA-FM – Jawa Timur dinilai layak menjadi contoh dalam kesiapsiagaan bencana. Konsistensi dalam membangun sistem tangguh kebencanaan dinilai kuat.
Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Bencana dan
Konflik Sosial Kemenko PMK, Lilik Kurniawan, memberikan apresiasi atas
penyelenggaraan kegiatan yang sudah dua tahun berturut-turut dilaksanakan oleh
Pemprov Jatim.
“Apa yang dilakukan Jawa Timur bisa jadi role model untuk provinsi lain. Ini
bentuk nyata kesiapsiagaan yang harus dibudayakan,” ujar Lilik saat
menyampaikan sambutan pada penutupan kegiatan Gelar Peralatan Penanggulangan
Bencana 2025, baru-baru ini.
Lilik juga mengingatkan, Jawa Timur menghadapi risiko
bencana besar. Berdasarkan data InaRISK BNPB, 19,1 juta penduduk Jatim tinggal
di zona rawan gempa, sementara 17,1 juta lainnya berada di daerah rawan banjir.
Wilayah selatan provinsi ini bahkan berpotensi terdampak megathrust dan
tsunami.
“Ini adalah ancaman nyata kita. Karena itu, kita perlu
terus berikhtiar melakukan berbagai upaya kesiapsiagaan. Salah satunya ya lewat
kegiatan seperti ini,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar
Parawansa mengucapkan terima kasih kepada seluruh kepala pelaksana BPBD atas
dedikasi dan pengabdiannya.
“Tetap semangat, sehat, dan terus memberikan pengabdian
terbaik untuk masyarakat,” ucap Khofifah.
Ia juga menyebut bahwa tugas BPBD di lapangan bukan
sekadar teknis, tapi juga bernilai ibadah.
“Ketika panjenengan berada di lokasi bencana dan
memberikan layanan, itu bukan hanya tugas, tapi insyaallah jariah yang akan
mengantarkan ke surganya Allah,” katanya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar