SIAGA-FM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mencatat, 110 kejadian bencana hidrometeorologi selama enam bulan terakhir atau periode Januari-Juni 2025. Terdiri 59 kejadian tanah longsor, 41 bencana banjir dan 10 bencana akibat cuaca ekstrem.
Longsor terjadi di jalur
Ponorogo-Pacitan tepatnya di Kecamatan Slahung Ponorogo beberapa waktu lalu.
(Foto: Ist)
Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Masun mengatakan, bencana
tersebut merata di hampir seluruh kecamatan. Yakni dari 21 kecamatan di Bumi
Reog, hanya tiga kecamatan yang dilaporkan nihil bencana, yakni Mlarak,
Sukorejo dan Pudak.
Beberapa kecamatan tercatat sebagai wilayah dengan
frekuensi bencana cukup tinggi. Masing-masing Kecamatan Slahung 15 kejadian
bencana yakni 14 tanah longsor dan satu bencana banjir.
Berikutnya Kecamatan Balong tercatat 14 kejadian banjir
serta Kecamatan Ngebel 14 kejadian. Masing-masing 12 bencana tanah longsor,
serta dua bencana cuaca ekstrem.
"Sebarannya (kejadian bencana.red) hampir di semua
kecamatan. Dari 110 kejadian di semester 1 tahun 2025 ini, insya allah tidak
sampai menimbulkan korban jiwa sampai meninggal, hanya terdampak saja dan itu
harus dilarikan ke puskesmas atau rumah sakit, misalnya bencana tanah longsor
di Ngebel beberapa waktu lalu," ungkapnya, Kamis (3/7/2025).
Dampak kejadian bencana itu, kata Masun, mengakibatkan
sejumlah infrastruktur rusak, seperti jalan longsor, jembatan rusak hingga
tanggul jebol. Tidak hanya itu, puluhan rumah juga dilaporkan mengalami
kerusakan, termasuk berdampak pada lahan pertanian sejumlah warga.
Upaya penanganan darurat hingga penanganan pasca bencana
telah dilakukan BPBD, di antaranya melakukan kajian cepat.
Kemudian, memberikan bantuan logistik penanganan
kedaruratan bagi korban terdampak bencana hingga melakukan rehabilitasi
terhadap infrastruktur yang mengalami kerusakan akibat bencana. (RRI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar