SIAGA-FM – Petugas Pos Gunung Api Marapi, Teguh Purnomo, mengimbau warga sekitar Gunung Marapi di Sumbar waspadai potensi banjir lahar dingin saat musim hujan.
Material letusan yang menumpuk bisa membentuk aliran air
deras dan berisiko menimbulkan bencana, ketika hujan dengan intensitas tinggi
di puncak gunung dengan ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (MDPL)
itu.
"Dari kejauhan bentuknya memang seperti rekahan pada
bagian sisi puncak gunung. Tapi itu merupakan aliran air yang muncul akibat
tumpukan sedimen terutama saat musim hujan," kata Teguh di Bukittinggi,
Sabtu akhir pekan lalu.
Teguh mengatakan, jika diamati dari kejauhan menggunakan
bantuan kamera atau drone, bentuknya memang menyerupai rekahan atau retakan.
Namun, hal tersebut merupakan bekas aliran air bercampur material seperti batu
dan pasir yang mengikis puncak atau dinding gunung.
Teguh menjelaskan, setelah erupsi besar 3 Desember 2023
lalu, tidak ada perubahan struktur bentuk Gunung Marapi. Hanya saja, setelah
musim penghujan bekas aliran air yang mengalir deras seolah-olah membentuk
seperti retakan atau rekahan.
"Jadi, sebenarnya bukan retakan tetapi itu endapan
material yang masih labil yang kemudian mengisi celah-celah. Ketika terjadi
hujan lebat menciptakan aliran hujan yang menyatu dalam suatu lembah,"
ujarnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
belum mengidentifikasi secara spesifik berapa jumlah aliran air yang muncul
setelah letusan 3 Desember 2023. Namun, hasil pemantauan drone sebarannya
berada di sisi lereng timur dan ke lereng selatan serta di lereng barat daya
Gunung Marapi.(*/rri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar