SIAGA-FM – BMKG
menggelar kegiatan Sekolah Lapang Gempa dan Tsunami (SLG) di Kelurahan Rua,
Kota Ternate, Maluku Utara baru baru ini.
Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi ancaman ganda tsunami, baik
yang berasal dari gempa tektonik maupun letusan gunung api.
Deputi Bidang Geofisika BMKG Nelly Florida Riama
menjelaskan, SLG merupakan wujud komitmen bersama dan manifestasi kehadiran negara
dalam melindungi warganya. Peran BMKG Adalah menyediakan landasan ilmiah yang
kokoh agar setiap langkah mitigasi didasari pada data dan pemahaman risiko yang
akurat.
“Provinsi Maluku Utara, khususnya Kota Ternate, berada di
atas salah satu zona tektonik paling aktif di dunia, yaitu zona subduksi ganda
Laut Maluku. Menurut Pusat Studi Gempa Nasional (PusGeN) 2024, potensi gempa
dari Halmahera Trust dapat mencapai magnitudo 8.3,” kata Nelly di Ternate,
Selasa lalu.
Berdasarkan data historis, tsunami pernah terjadi pada
zona ini pada tahun 1846 dan 1859 dengan tinggi hingga 1,2 meter. Selain itu,
Gunung Gamalama merupakan gunung api aktif yang catatan sejarahnya menunjukkan
pernah memicu tsunami pada tahun 1608 dan 1772. Ini adalah ancaman ganda: tsunami
tektonik dari laut dan tsunami vulkanik dari darat.
Dalam 10 tahun terakhir, BMKG mencatat 13 kali gempa bumi
kuat (M > 6.5) terjadi di zona ini, dua di antaranya membangkitkan tsunami
minor pada tahun 2014 dan 2019. Berdasarkan pemodelan skenario terburuk BMKG,
tsunami dapat tiba di pesisir Ternate hanya dalam waktu 6 menit setelah gempa,
dengan potensi ketinggian gelombang mencapai 13 meter.
“Waktu emas kita untuk evakuasi sangat sempit.
Pertanyaannya bukan lagi kapan terjadi, tetapi ketika terjadi, apakah kita
siap? Ini bukan untuk menimbulkan kekhawatiran melainkan untuk membangun
kewaspadaan berbasis data,” tegas Nelly.
SLG Ternate diikuti oleh 42 peserta yang berasal dari
berbagai unsur, mulai dari BPBD, TNI, Polri, perwakilan masyarakat, SKPD
terkait, sekolah, media hingga pihak swasta. Para peserta dibekali pengetahuan
ilmiah dan dilatih secara praktis, mulai dari membaca peta bahaya, merancang
jalur evakuasi, hingga simulasi respons peringatan dini.
SLG Ternate adalah bagian dari perjalanan 10 tahun
program Sekolah Lapang Gempa dan Tsunami BMKG yang telah menjangkau 185 lokasi
di seluruh Indonesia hingga Agustus 2025 ini. Di Provinsi Maluku Utara sendiri
SLG telah diselenggarakan sebanyak 9 kali sejak tahun 2015. (bmkg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar