Peringatan Dini Sering Diabaikan, BMKG Sampaikan Ini - Siaga | Cerdas & Informatif

Breaking

Post Top Ad


Post Top Ad



Kamis, 14 Agustus 2025

Peringatan Dini Sering Diabaikan, BMKG Sampaikan Ini


SIAGA
-FM
– Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, peringatan dini bencana yang disampaikan pihaknya kerap diabaikan oleh masyarakat, meski informasi tersebut sudah disampaikan jauh sebelum kejadian.

 

Menurutnya, masih banyak warga yang tidak segera melakukan evakuasi atau langkah penyelamatan diri meski telah menerima informasi siaga.

 

“Peringatan dini sudah diterima, aparat setempat sudah menyampaikan siaga, tapi ada yang malah tidur lagi. Padahal harusnya menjauh dari tempat itu,” kata Dwikorita saat ditemui di Jiexpo, Jakarta, Rabu (13/8/2025).

 

Ia menambahkan, tantangan terbesar adalah mengubah perilaku masyarakat agar segera bergerak saat menerima peringatan.

 

“Bencana itu sering terjadi malam-malam saat kita mengantuk, atau ketika liburan dan sedang senang-senangnya. Padahal sudah ada rekomendasi, misalnya menjauh dari pantai jika ada potensi tsunami,” ujarnya.

 

Dwikorita mencontohkan, peringatan tsunami akibat gempa di Rusia sempat diberikan enam jam sebelum gelombang tiba, sehingga masyarakat seharusnya memiliki cukup waktu untuk evakuasi.

 

“Kalau (peringatan bencana) hanya kurang 3 jam, itu kan kadang-kadang berat, apalagi kurang 30 menit,” lanjutnya.

 

Dwikorita menegaskan bahwa BMKG selalu memprediksi potensi cuaca buruk sejak sepekan sebelumnya melalui analisis dan pemodelan berbasis data monitoring. Informasi tersebut diperbarui secara berkala setiap tiga jam jika terjadi perubahan fenomena.

 

“Peringatan dini kami sampaikan lewat SMS bagi yang berada di wilayah terdampak, aplikasi Info BMKG, media sosial, website, radio, hingga televisi. Tinggal diikuti saja,” jelasnya.

 

Selain memberikan informasi, BMKG juga berkoordinasi dengan BNPB, BPBD, Menko PMK, dan pemerintah daerah untuk mempersiapkan langkah mitigasi.

 

Contohnya, jika hujan diprediksi dengan curah lebih dari 150 milimeter, dilakukan modifikasi cuaca atau pengerukan sungai untuk mencegah banjir.

 

Namun, Dwikorita menekankan bahwa kesiapsiagaan masyarakat tetap menjadi kunci.

 

“Koordinasi pemerintah sudah ada, tapi aksi dari masyarakat harus dikawal. Kalau sudah ada peringatan dini, jangan tunggu bencana datang baru bergerak,” pungkasnya.(IST)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad