SIAGA-FM – Hingga pukul 13.00 WIT, telah tercatat 53 kali gempa susulan (aftershock) pasca gempa bermagnitudo 6.6 yang mengguncang Nabire, Papua Tengah, Jumat dini hari (19/9/2025).
Meskipun guncangan beruntun terjadi, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan situasi secara keseluruhan tetap dapat
dikendalikan. Aktivitas masyarakat mulai berangsur normal, sementara tim
gabungan terus melakukan pendataan kerusakan.
Kantor Bupati Nabire dilaporkan mengalami kerusakan pada
bagian plafon akibat guncangan. Kerusakan pada simbol pemerintahan ini turut
disertai dampak pada infrastruktur lain seperti jembatan Sriwani yang amblas,
kerusakan kaca di bandara, serta dua unit rumah warga.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala BNPB Letjen
Suharyanto, menyatakan kesiapsiagaan penuh.
“Situasi kami pantau terus. Dengan intensitas gempa
susulan yang tinggi, kewaspadaan kita juga harus maksimal. BNPB siang ini
memberangkatkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk memastikan tidak ada kerusakan
tersembunyi yang terlewat dan mendampingi pemerintah daerah,” tegas Suharyanto.
“Lim apuluh tiga kali gempa susulan adalah angka yang
signifikan. Kami telah menyiapkan skenario eskalasi. Jika dampaknya masif,
Deputi Penanganan Darurat, Mayjen TNI Budi Irawan, akan segera diterbangkan
untuk memimpin langsung operasi di Nabire,” jelas Suharyanto.
Selain berfokus pada assesmen kerusakan, BNPB juga
berkomitmen penuh untuk memperbaiki infrastruktur yang terdampak, termasuk
Kantor Bupati Nabire, agar fungsi pemerintahan dan pelayanan masyarakat dapat
kembali normal secepatnya.
Kepala BNPB juga mengingatkan sejarah kelam gempa
Nabire tahun 2004 yang berkekuatan serupa dan menelan banyak korban jiwa.
“Kita patut belajar dari sejarah. Saya imbau masyarakat
tidak panik mengingat situasi sudah terkendali, namun tingkatkan kewaspadaan.
Jika terjadi guncangan kuat, segera lakukan prosedur evakuasi,”
pungkasnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar