SIAGA-FM – Padang Panjang sebagai daerah yang memiliki kompleksitas dalam topografi dan kondisi wilayah, memerlukan langkah antisipatif di bidang mitigasi bencana. Strategi pengurangan risiko bencana menjadi penting diimplementasikan dalam bentuk langkah mitigasi yang tepat.
Kota Padang Panjang berada di daerah ketinggian yang
terletak antara 650 – 850 meter di atas permukaan laut, berada pada kawasan
pegunungan yang berhawa sejuk dengan seuhu udara maksimum 26.1°C dan minimum
21.8 °C. Curah hujan daerah ini terbilang tinggi rata-rata 3.295 mm/tahun.
Kota Padang Panjang berada di daerah ketinggian yang
terletak antara 650 sampai 850 meter di atas permukaan laut dan diapit
gunung-gunung tinggi. Di bagian utara dan agak ke barat berjejer Gunung
Singgalang dan Gunung Tandikat, sementara di arah Timur, ada Gunung Marapi yang
hingga kini masih terus rupsi sejak akhir tahun 2023 lalu.
Kota Padang Panjang merupakan wilayah yang memiliki
struktur geologi berupa lapisan batuan dan sesar lokal. Struktur sesar tersebut
dicirikan oleh tebing terjal pada bukit bagian Selatan Kota Padang Panjang dan
kelurusan Lembah Sungai.
Mencermati kondisi tersebut, mitigasi bencana sangat diperlukan sebagai langkah antisipasi bila terjadi bencana di wilayah ini. Termasuk pada bidang pendidikan, madrasah dan sekolah, perlu melakukan upaya kesiapsiagaan terhadap bencana.
Bangunan madrasah yang tidak tahan bencana sangat rentan
dari segi keamanan. Bukan saja mengancam jiwa peserta didik, dampak bencana
juga dapat menyebabkan kerusakan struktur bangunan sekolah, yang tentunya hal
ini menimbulkan kerugian finansial bagi sekolah terdampak.
Sasaran utama Gugus Madrasah Siaga Bencana (GMSB) adalah
memberi perlindungan kepada santri madrasah, guru dan tenaga pendidik lainnya
dari dampak buruk bahkan kematian di sekolah. Adapun program yang akan
dicanangkan oleh Gugus Madrasah Siaga Bencana kota Padang Panjang, di antaranya
melakukan pemetaan sekolah (school watching),
focus group discussion (FGD) madrasah
aman bencana, kajian risiko bencana sekolah, serta kerentanan ancaman dan
kapasitas bencana, dan pembuatan jalur evakuasi/titik kumpul.
Selain itu, madrasah juga perlu melakukan simulasi
evakuasi gempa bumi, pemadaman kebakaran, serta simulasi evakuasi erupsi gunung
Marapi bagi guru dan santri. Pembentukan dan pelatihan tim siswa siaga bencana
serta melakukan pelatihan kesiagaan bencana bagi PIC masing-masing madrasah,
juga sangat dibutuhkan.
Mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu
dilakukan sebagai suatu titik tolak utama dari manajemen tanggap bencana.
Langkah tersebut perlu diimplementasikan dalam bentuk program-program nyata di lapangan.
Madrasah Siaga Bencana menjadi salah satu motor penggerak tumbuhnya resiliensi
bencana di Tengah Masyarakat khususnya dunia Pendidikan di daerah ini.
Madrasah Siaga Bencana yang diinisiasi oleh Radio Antar
Penduduk Indonesia (RAPI) Wilayah JZ03ZZW06, merupakan suatu upaya menciptakan
lingkungan madrasah yang aman dan tangguh terhadap bencana. Ini melibatkan
peningkatan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan warga madrasah dalam
menghadapi bencana. Tujuannya adalah untuk meminimalkan dampak bencana dan
melindungi warga madrasah dari risiko yang ditimbulkan.
Program-program yang diluncurkan Madrasah Siaga Bencana
diharapkan bisa menjawab segala kebutuhan dunia Pendidikan khususnya madrasah
dalam rangka mitigasi. Selanjtunya, kesinambungan program akan terlihat dari
keberlanjutan sinergi antara para pemangku kepentingan termasuk Kantor
Kementerian Agama Padang Panjang dan RAPI setempat.(*)
Penulis: Azhma Ulya (Guru KMI Diniyah Puteri, Wakil Sekretaris
GMSB Padang Panjang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar