Madrasah Siaga Bencana, Upaya Strategis Membangun Ketangguhan Masyarakat Sejak Dini - Siaga | Cerdas & Informatif

Breaking

Post Top Ad


Post Top Ad



Minggu, 22 Juni 2025

Madrasah Siaga Bencana, Upaya Strategis Membangun Ketangguhan Masyarakat Sejak Dini


SIAGA
-FM
– Indonesia adalah salah satu negara paling rawan bencana di dunia, terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik aktif: Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik.

 

Sumatra adalah salah satu wilayah paling rentan terhadap bencana. Dan Kota Padang Panjang secara geologis, berada di jalur Patahan Besar Sumatra (Great Sumatran Fault), zona sesar aktif yang kerap memicu gempa besar. Patahan Besar Sumatra terbentang tepat melewati daerah in. Patahan tersebut berpotensi memicu gempa berkekuatan besar yang dapat merusak infrastruktur vital, termasuk sekolah dan madrasah.

 

Penelitian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG, 2021) mencatat, patahan ini menyimpan akumulasi energi tektonik signifikan yang sewaktu-waktu dapat dilepaskan dalam bentuk gempa bumi

 

Daerah ini juga berada dalam kawawan rawan bencana erupsi dari Gunung Api Marapi, yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan aktivitas. Hal itu menambah kompleksitas risiko bencana di kawasan ini.

 

Gunung Api Marapi, hanya berjarak sekitar 11 km dari Padang Panjang, tercatat sebagai gunung api aktif dengan aktivitas erupsi yang masih berlangsung hingga kini (PVMBG, 2024). Sumber bahaya dari Marapi meliputi awan panas, hujan abu vulkanik, hingga aliran lahar dingin saat musim hujan.

 

Selain itu, topografi perbukitan Padang Panjang, memperbesar risiko bencana ikutan, seperti longsor dan banjir bandang yang dapat memutus akses transportasi dan evakuasi. Dengan curah hujan yang tinggi setiap tahunnya, bencana hidrometorologi termasuk ancaman yang tidak dapat dikesampingkan.

 

Dalam konteks ini, sangat tepat dilakukan penguatan pendidikan kesiapsiagaan bencana, bahkan menjadi kebutuhan strategis. Salah satu program penguatan itu adalah penerapan Madrasah Siaga Bencana (MSB) sebagai program pendidikan berbasis mitigasi bencana di lingkungan madrasah.

 

Madrasah Siaga Bencana merupakan inisiatif strategis Kementerian Agama Republik Indonesia untuk membangun budaya sadar bencana di lingkungan madrasah. MSB tidak hanya memberikan pemahaman teori, tetapi juga melatih keterampilan praktis menghadapi situasi darurat.

 

MSB memegang setidaknya tiga fungsi utama: Pertama, pendidikan kesiapsiagaan sejak dini.
Madrasah di kawasan rawan bencana harus mengintegrasikan materi mitigasi bencana ke dalam kurikulum.

 

Pengetahuan tentang gempa bumi, gunung api, dan evakuasi darurat tidak boleh sekadar teori, melainkan harus diwujudkan dalam simulasi berkala, penataan jalur evakuasi, serta pembentukan tim tanggap bencana di madrasah.

 

Kedua, mengurangi risiko bencana (Disaster Risk Reduction - DRR). Melalui MSB, madrasah dapat menjadi zona aman (safe zone) bagi siswa.

 

Penataan infrastruktur tahan gempa, penyediaan alat pelindung pernapasan (masker) untuk erupsi gunung api, serta papan petunjuk evakuasi dan titik kumpul yang jelas, menjadi bagian dari upaya mengurangi risiko bencana.

 

Ketiga, Mengembangkan budaya siaga dan responsif. Lebih dari sekadar latihan rutin, MSB membentuk budaya siaga yang melekat pada perilaku sehari-hari warga madrasah. Ini penting, sebab penelitian menunjukkan bahwa individu yang terlatih secara mental dan fisik lebih mampu bertindak cepat dan tepat dalam situasi darurat (UNDRR, 2020).

 

Lalu apa manfaat kehadiran Madrasah Siaga Bencana? Implementasi MSB di Padang Panjang tentu saja akan membawa manfaat strategis dalam jangka panjang.

 

1. Ketahanan Sosial Masyarakat

Siswa madrasah adalah bagian dari komunitas lokal. Kesiapsiagaan yang dibangun di madrasah akan menular ke keluarga dan masyarakat sekitarnya, menciptakan lingkaran ketahanan sosial (community resilience).

 

2. Perlindungan Aset Pendidikan

Data BNPB (2019) menunjukkan, bangunan sekolah/madrasah seringkali mengalami kerusakan berat pasca-gempa. Dengan pendekatan MSB, desain dan penataan ruang madrasah bisa disesuaikan dengan standar aman bencana.

 

3. Pengurangan Risiko Korban Jiwa

Berdasarkan riset IFRC (2018), kesiapan individu dalam menghadapi bencana mampu menurunkan potensi korban jiwa hingga 60%. MSB dapat menjadi alat vital dalam pencapaian target ini.

4. Peningkatan Literasi Bencana

Anak-anak yang terbiasa memahami risiko bencana, akan tumbuh menjadi generasi dewasa yang lebih sadar lingkungan, adaptif, dan proaktif dalam mitigasi bencana. Ini adalah investasi jangka panjang untuk ketahanan bangsa.

 

Untuk mengimplementasikan MSB yang kini telah terbentuk di Kota Padang Panjang, tantangan yang perlu diatasi adalah persoalan-persoalan peralatan dan membentuk literasi yang cukup di kalangan warga madrasah melalui program-program yang tepat. Selain itu, sinergi dengan leading sector terkait, dibutuhkan secara berkelanjutan.

 

Kesimpulannya, Madrasah Siaga Bencana di Kota Padang Panjang bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan mutlak. Dengan posisi geografis yang rentan terhadap gempa dan letusan gunung api, program MSB berperan penting dalam mencetak generasi tangguh, membangun budaya sadar bencana, dan melindungi aset pendidikan dari ancaman alam.

 

Dukungan penuh dari pemerintah, pemangku kepentingan pendidikan, serta masyarakat menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan program ini. Melalui MSB, Padang Panjang dapat menjadi model kota kecil di Indonesia yang tangguh terhadap bencana, sekaligus pelopor dalam pendidikan mitigasi bencana berbasis madrasah, sekaligus meningkatkan indeks risiko bencana (IRB). (*)

Penulis: Nova Indra - Direktur Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (P3SDM) Melati, Penulis Buku Langkah Strategis Mitigasi Bencana Kota Padang Panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad