Rakor BMKG-BNPB Bahas Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project

SIAGA-FM – Kelanjutan dan percepatan implementasi Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) dibahas dalam Rapat Koordinasi antara BMKG dan BNPB.

 

Rapat koordinasi tersebut, merupakan tindak lanjut dari surat resmi Country Director World Bank kepada Kepala BNPB tertanggal 20 Mei 2025.

 

Agenda utama yang dibahas adalah optimalisasi pelaksanaan kegiatan IDRIP di kedua lembaga, termasuk memastikan kelengkapan dokumen dan kelancaran koordinasi teknis-administratif dengan World Bank.

 

Hadir pada kesempatan itu Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Deputi Bidang Geofisika BMKG, Nelly Florida Riama beserta jajarannya, Kepala BNPB, Suharyanto serta perwakilan dari BNPB dan World Bank.

 

BMKG menilai program IDRIP sebagai langkah penting dalam memperkuat sistem peringatan dini dan infrastruktur pemantauan geofisika nasional.

 

Melalui sinergi dengan BNPB dan dukungan teknis dari World Bank, diharapkan seluruh kegiatan dapat berjalan sesuai target waktu dan memberikan dampak nyata bagi peningkatan kesiapsiagaan bencana di Indonesia.

 

Kepala BMKG pada raor tersebut menegaskan komitmennya, untuk terus mendukung IDRIP sebagai program strategis nasional yang sangat bermanfaat dalam meningkatkan ketangguhan daerah dan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana gempabumi dan tsunami.

 

“Bagaimanapun, kami berterima kasih. Ternyata masalahnya sudah ketahuan. Sehingga terima kasih atas arrangement-nya. Kami siap untuk membenahinya, apalagi ada efisiensi yang harus kami sesuaikan kembali. Bismillah, semoga semuanya menjadi berkah,” ujar Kepala BMKG.

 

Deputi Bidang Geofisika BMKG, Nelly, juga menekankan pentingnya komunikasi dua arah dengan World Bank sebagai mitra pendukung utama proyek ini.

 

Ia menjelaskan, sejumlah kegiatan di bawah IDRIP telah dilaksanakan dan bahkan melampaui target, namun tetap diperlukan konfirmasi dan penyelarasan administrasi agar pelaksanaan dapat berlanjut secara optimal.

 

BMKG dan BNPB berkomitmen untuk segera menyelesaikan berbagai kendala teknis dan administratif yang tersisa. Kolaborasi lintas lembaga ini menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam membangun Indonesia yang lebih tangguh terhadap bencana.(bmkg)