SIAGA-FM – Usia bukanlah halangan untuk terus mengabdikan diri demi kepentingan kemanusiaan. Tua atau pun muda, selagi niat dan kemauan masih melekat dalam diri, ruang pengabdian selalu terbuka di lini-lini sosial.
Hal itu ditunjukkan oleh seorang purnawirawan Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) di Padang Panjang. Sunarso
Mintaraga, seorang purnawirawan dengan pangkat terakhir Pembantu Letnan Dua
(Pelda), di usia senjanya masih terus memanfaatkan waktu untuk pengabdian dan
urusan kemanusiaan.
“Saya memang telah pensiun sejak 2013 silam dari
kedinasan di TNI-AD. Namun, prinsip saya untuk mengabdi kepada masyarakat,
tetap sama. Kini di usia senja ini, saya fokus berkegiatan di Radio Antar
Penduduk Indonesia (RAPI) Padang Panjang,” demikian ujar sosok mantan tentara
yang masih memegang displin militer itu suatu ketika.
Lahir di Kota Surakarta pada 25 Mei 1960, Sunarso M
berasal dari keluarga Jawa. Ibunya adalah Kariyem, seorang ibu rumahtangga asal
Donorejo Mbelah, Pacitan Jawa Timur, sementara ayahnya, Sukardi yang juga
seorang anggota militer, berasal dari Sepang, Ngadirojo Lor, Wonogiri Jawa
Tengah.
Bagi pasagan Sukardi dan Kariyem, hidup berpindah tempat
telah menjadi hal biasa. Dan takdir membawa mereka hidup di Kota Padang setelah
beberapa tahun usia Sunarso.
Sunarso yang masih muda belia, mulai merasakan bagaimana
realitas budaya di Ranah Minang. Terutama persoalan bahasa, sangat berlainan
dengan bahasa Jawa yang menjadi akar budaya keluarganya.
“Di awal, sejak masih kecil, memang terasa perbedaannya.
Bagi kami yang terbiasa dengan didikan dan bahasa Jawa, terus harus menetap di
Kota Padang. Bahasa sehari-hari lingkungan kami waktu itu adalah bahasa Minang,”
sebut kenang Sunarso.
Saat mulai mengenyam pendidikan, Sunarso didaftarkan
orang tuanya di SD Yos Sudarso Padang. Dengan begitu, Sunarso kecil mulai
beradaptasi lebih luas dengan anak-anak Minang di sekitarnya.
Begitu pula ketika memasuki jenjang pendidikan menengah
pertama, Sunarso memilih SMP Taman Siswa sebagai tempatnya bersekolah. Tamat
dari SMP itu tahun 1977, ia melanjutkan ke jenjang menengah atas di yayasan
yang sama, SMA Taman Siswa. Hingga tamat, Sunarso remaja mulai memahami bahasa
dan budaya Minang. Ia pun mulai fasih berbahasa Minang sejak itu.
Tamat dari SMA, Sunarso pun melanjutkan cita-citanya
menjadi seorang abdi negara. Menjadi anggota TNI adalah niat yang lama
disimpannya ketika masih di SMA. Dan pada tahun 1982, Sunarso menyelesaikan pendidikan
militernya di Komando Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) Padang.
Lahirlah seorang anggota TNI-AD ketika itu dari darah
Sukardi. Dinas militer pertama Sunarso adalah di Batalyon Infanteri 133 Yudha
Sakti Padang Panjang. Seorang tentara remaja yang sedang bersemangat, pun mulai
meniti karirnya di dunia militer.
Tahun 1983, ia pun pindah ke lembaga Kodiklat Padang.
Tugas militer di sana, ia jalani hingga tahun 1986. Dan nasib pun membawanya di
tahun untuk pindah tugas ke Komando Resort Militer (Korem) 032 Wirabraja.
Di sana, Sunarso bertugas di Kompi Markas, pleton Senjata
Mesin Berat (SMB). Dan tugas itu ia jalani hingga kesempatan melanjutkan
sekolah bintara pada tahun 1989 di Kota Siantar Sumatra Utara.
Tak kembali pulang ke Sumatra Barat. Setelah menyelesaikan
pendidikan bintara, Sunarso ditugaskan sebagai Bintara Urusan Tata Usaha pada
Staf Direktorat Pendidikan (SDIRDIK) Resimen Induk Infanteri (Rinif) Daerah
Militer Bukit Barisan. Tugas yang diembannya itu, cukup lama ia lalui hingga
tahun 1995.
Pada tahun itu, ia pun kembali ke Padang Panjang dan
berdinas di Sekolah Calon Tamtama (Secata) B Padang Panjang. Di Secata-B Padang
Panjang, Sunarso mengemban tugas sebagai Bintara Gudang Senjata dengan pangkat Sersan
Satu (Sertu).
Pada tahun 2003 hingga 2005, ia ditugaskan menjadi
Bintara Pemeliharaan Bangunan (Baharbang) di tempat yang sama. Dan di tahun
2005 hingga masa pensiunnya 2013, Sunarso menjabat sebagai Bintara Perhubungan
(Bahub) di Kompi Markas Secata-B Padang Panjang.
Perjalan kedinasan yang ia lalui sekitar 31 tahun lebih
di dunia militer, ternyata tak menyurutkan keinginannya mengabdi. Sejak sebelum
pensiun dari kedinasannya, Sunarso pun telah aktif sebagai anggota Radio Antar
Penduduk Indonesia (RAPI) Kota Padang Panjang dengan callsign JZ03FAJ.
Hingga kini, tugasnya sebagai Ketua Tim Reaksi Cepat
(TRC) RAPI Padang Panjang ia emban untuk membantu urusan kemanusiaan dan
kebencanaan. Ternyata, usia bukanlah halangan untuk seorang Sunarso agar tetap
memberi manfaat untuk banyak orang. (*)
Sumber: Sunarso M – JZ03FAJ
Narator: Nova Indra – JZ03AQP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar