SIAGA-FM – Literasi kebencanaan sebagai bagian dari literasi budaya dan kewargaan, menjadi salah satu hal penting yang perlu ditingkatkan di tengah masyarakat. Bukan hanya di kalangan warga, namun juga perlu dipahami secara lebih dalam oleh pemangku kepentingan di daerah.
Program-program yang dibidani oleh lembaga-lembaga yang
memiliki otoritas terkait dengan penanganan bencana seperti Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), menjadi salah satu bentuk keseriusan terhadap
upaya meminimalisasi risiko. Salah satu program tersebut adalah pembentukan
Klaster Logistik Penanggulangan Bencana yang kini sosialisasinya dikebut oleh
BNPB.
Untuk Sumatra Barat, selain sosialisasi di tingkat
provinsi, tiga daerah telah menyelesaikan tahap sosialisasi pembentukan Klaster
Logistik Penanggulangan Bencana tersebut. Langsung digawangi Kasubdit Distribusi
dan Pengendalian Direktorat Optimasi Jaringan Logistik dan Peralatan BNPB,
Maryanto, Kota Padang, Kota Padang Panjang, dan Kabupaten Solok Selatan
menyelesaikan tahapan sosialisasi tersebut dengan hadirnya para pemangku
kepentingan di daerah.
Sosialisasi yang dilakukan, tentunya bukan sekadar sebuah
alasan kegiatan BNPB turun ke lapangan. Langkah sosialisasi bisa dianggap
sebagai sebuah hasil pemetaan dari daerah-daerah yang memiliki potensi
kebencanaan yang relatif tinggi.
Sebutlah Kota Padang dengan potensi kebencanaan yang
berasal dari Megathrust Mentawai dengan potensi kegempaan 8,9 Magnitudo. Selain
itu, ragam bencana di ibukota Sumatra Barat tersebut cukup tinggi. Ada tsunami
yang mengancam keselamatan daerah dan warganya, ada bencana hidrometeorologi
yang turut diwaspadai di daerah itu.
Sementara di Kabupaten Solok Selatan, ragam potensi
bencana pun tak sedikit. Selain bencana hidrometeorologi, daerah ini dilalui
oleh Patahan Besar Sumatra yang membentang sepanjang 1900 kilometer dari ujung
Lampung hingga Aceh. Potensi gempa bumi di daerah ini cukup tinggi, ditambah
potensi dampak erupsi Gunung Api Talang.
BACA LAINNYA:
Mengapa KlasterLogistik Kebencanaan Perlu Dibentuk di Daerah? Ini Jawabannya!
Sedangkan di Kota Padang Panjang, kompleksitas bencana
pun perlu diperhatikan sungguh-sungguh. Keberadaan Patahan Besar Sumatra dengan
sesar pada Segmen Sianok yang memiliki potensi gempa dengan magnitudo tertarget
hingga M7,4. Selain itu, segmen Sumani pun menebar ancaman gempa dengan potensi
M7,2.
Besarnya ancaman kegempaan di Padang Panjang, dilengkapi
dengan bahaya yang ditimbulkan dari Erupsi Marapi yang beberapa waktu lalu
telah memakan sejumlah korban di daerah ini. Bahaya banjir lahar dingin dan
jatuhan piroklastik pun perlu diwaspadai, karena Padang Panjang berada dalam Kawasan
Risiko Bencana (KRB) III.
Selain itu, Padang Panjang memiliki hujan rata-rata di
Padang Panjang mencapai 3.295 mm per tahun yang dapat menimbulkan rentetan
bencana hidrometeorologi. Lengkap sudah daerah ini dengan segala potensi
kebencanaannya.
Kehadiran Klaster Logistik Penanggulangan Bencana,
seperti disampaikan oleh Maryanto saat sosialisasi, menjadi bagian penting pada
setiap kebencanaan yang mungkin saja datang kapanpun. Dengan adanya klaster
logitik, semua persiapan yang berkaitan dengan peralatan dan kesiapan bantuan,
akan lebih terukur. Karena itu, perlunya daerah ini segera menyiapkan langkah
pasca sosialisasi dirasa sangat urgent.
Mencermati hal di atas, pemerintah daerah perlu mengambil
sikap. Pembentukan klaster logistik bukan lagi persoalan yang perlu dikaji
ulang di daerah, namun butuh kemauan untuk segera merealisasikannya.
Penulis berpendapat, ini bukan tentang bagaimana kita
merasa telah mampu mengatasi segala bentuk bencana selama ini. Karena bila ditilik
lebih dalam, semua bencana di daerah ini dapat diatasi adalah karena
sumbangtenaga dari pihak-pihak dan otoritas yang berada di luar daerah. Dan
kini, klaster logistik dapat menjawab sebagian besar upaya mengurangi risiko
bencana tersebut bila terjadi.
Program klaster logistik yang dibawa BNPB ke daerah,
bukan sekadar menyatukan persepsi para pemangku kepentingan, namun lebih jauh
pada bagaimana sebuah sistem terbangun hingga dapat memudahkan pemerintah dalam
menangani bencana dengan bantuan semua pihak yang telah terukur sejak dini. (*)
Penulis: Nova Indra – JZ03AQP
(Anggota RAPI, Journalist, Writer, Dir. P3SDM Melati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar